Iran, di Seberang Kaukasus Soviet: Komando Persia dan Irak pada Agustus-September 1942

Perang Dunia Kedua sedang berkobar dengan panasnya pada 1942. Dihadapkan dengan 'Fall Blau'—serangan Jerman dan sekutu-sekutunya ke arah Rusia selatan, Kaukasus, dan kilang-kilang minyak Soviet pada musim panas 1942—balatentara Soviet di wilayah tersebut ambruk dan mundur[1][2][3]. Walaupun serbuan ini nantinya berakhir kemenangan Uni Soviet di penghujung tahun tersebut[4], Inggris mulai khawatir bila mimpi buruk Stalin menjadi nyata: kemenangan Jerman di Kaukasus, yang disusul dengan serbuan terhadap Iran, yang sedang diduduki Sekutu. Oleh sebab itu, dibentuklah "Persia and Iraq Command", alias Komando Persia dan Irak[5][6][7].

Kendali atas Irak dan Iran yang telah diduduki Inggris terus menerus dioper bolak-balik antara dua komando, 'Middle East Command' dan 'India Command'[8][9]. Cakupan wilayah yang ditangani 'Middle East Command' luas, mencakup dua benua dan belasan wilayah, dan menguras tenaga dan sumber daya Inggris[10][13]. Memperparah situasi ini, muncul ancaman Poros terhadap Irak, Iran dan wilayah Sekutu lain di Timur Tengah melalui Kaukasus. 'War Office' dan 'General Headquarters of Middle East', dengan kata lain markas besar militer Inggris, menyebutkan apabila situasinya baik bagi musuh, pasukan Jerman dapat sampai ke Sungai Araxes di Persia utara pada Oktober 1942. Berdasarkan perkiraan tersebut, suasananya cukup memprihatinkan, apalagi dengan kekalahan dan kemunduran pasukan Uni Soviet, sehingga keputusannya pun dibuat: sebuah komando baru perlu dibentuk untuk menangani wilayah Irak dan Iran[5].

Pembentukan dan peresmian Komando Persia dan Irak terjadi pada Agustus 1942, dan pada tanggal 21 bulan tersebut, Jenderal Maitland Wilson mengambil alih sebagai pimpinan tertinggi unit tersebut. 'Persia and Iraq Command' memiliki dua tugas, yakni:
1. Mengamankan wilayah dan fasilitas penghasil minyak di Persia dan Irak, dan
2. Memastikan terlaksananya pengiriman suplai dan menuju Rusia dari pelabuhan-pelabuhan Teluk Persia, tanpa mengabaikan tugas utamanya.
Mempertahankan jalur suplai dan bantuan dari Sekutu bagi Uni Soviet cukup penting[11], dan signifikan khususnya bagi 'North Caucasus Front' dan 'Transcaucasus Front' yang harus menghadapi serbuan dari 'Heeresgruppe A'[12].

Jenderal Wilson, pada September 1942, awalnya memiliki dua divisi infantri dan satu divisi lapis baja India, dan semuanya dalam kondisi lemah. Kedua divisi infantri tersebut kekurangan masing-masing satu brigade serta komponen pendukung lainnya, sementara divisi lapis baja tersebut mengalami kekurangan kendaraan transportasi dan tak memiliki tank sedang atau menengah[14]. Unit-unit ini, berjumlah sekitar 40,000-45,000 prajurit[15][16], juga diperkuat dengan adanya prajurit-prajurit Polandia yang sedang di wilayah tersebut[14], akan tetapi jelas bahwa ini masih belum cukup, bahkan dengan pemindahan 'Tenth Army' ke bawah komando 'Persia and Iraq Command'[14].

Selanjutnya, demi memperkuat komando tersebut, empat divisi pun dialokasikan, yakni Divisi Infanteri Ke-5 Inggris, Divisi Infanteri Ke-56 Inggris, Divisi Infantri Ke-5 India, dan Divisi Ke-3 Karpatia dari Polandia[14]. Diperkuat lagi dengan Brigade Lapis Baja Ke-7 Inggris[14], secara teoritis, kini Wilson memiliki lebih dari 100,000 prajurit di bawah perintahnya.

Meski begitu, pada akhir September 1942, Jenderal Wilson memperkirakan bahwa, jika kondisinya baik, komandonya hanya bisa mempertahankan pengoperasian dua divisi infanteri dan satu brigade bermotor. Bantuan dari pihak Soviet tidak terlalu diharapkan, dan kondisi ini menyulitkan perencanaan gerakan defensif yang mungkin perlu dilaksanakan, sebab Iran utara dikendalikan oleh Uni Soviet dan keengganaan mereka mempersulit keadaan[14][17].

Untungnya, di saat yang bersamaan, pihak Soviet mulai memperlambat kemajuan Jerman dan sekutu-sekutunya. Di penghujung September, perkiraan Inggris menunjukkan pasukan Jerman baru akan datang di bulan November, dan ketika pasukan Jerman tak kunjung datang, pada November, estimasi menunjukkan bahwa kedatangan Poros hanya mungkin terjadi pada 1943[17]. Ketika 1942 sudah berlalu, kemajuan Jerman sudah diputarbalikkan dan Armee-Oberkommando 6' telah dimusnahkan oleh uni Soviet di Stalingrad[4].