Swiss merupakan negara yang terbagi atas empat bahasa, yaitu: Jerman, Persncis, Romansch, dan Italia. Pembagian bahasa tersebut juga merupakan representasi dari keberagaman etnis yang ada di Swiss, mereka disatukan oleh karakteristik demokrasi Swiss yang unik.

Agitasi politik yang dilakukan oleh Italia dan Jerman yang mengklaim bahwa seluruh wilayah yang memiliki darah Jerman merupakan bagian dari Reich dan beberapa daerah spesifik di perbatasan utara Italia seperti Ticino merupakan wilayah irredentisme Italia mengancam keberagaman etnis yang ada di Swiss di awal abad ke-20, propagasi ide-ide seperti fasisme dan nasional-sosialisme sebagai paham totaliter mengancam keberadaan Negara Swiss itu sendiri secara politik.

Atas dasar tersebut maka menjadi suatu keharusan bagi Pemerintah Federal untuk membangun sebuah identitas nasional bagi kanton-kanton yang bergabung dalam federasi, sebuah ide spiritual yang mampu mengesampingkan perbedaan-perbedaan rasial, bahasa, dan pekerjaan untuk bersatu mempertahankan konstitusi Swiss, demokrasi, liberalisme, dan melawan totalitarianisme.

Pemerintahan Federal bersama kaum intelektual mencetuskan ide "Geistige Landesverteidigung", yang jika diterjemahkan secara harfiah adalah "Pertahanan nasional secara mental (atau intelektual)".

Pada 19 Juni 1935 Fritz Hauser, seorang anggota Dewan Nasional dari Partai Sosial Demokrat meminta Dewan Federal untuk mencari cara bagaimana kebudayaan Swiss dapat dipertahankan dari ancaman Fasis yang datang dari Jerman. Satu minggu kemudian Perhimpunan Penulis Swiss mempresentasikan anggota Dewan Federal, Phillip Etter sebuah proposal untuk kebijakan kebudayaan.

Partai Sosial Demokrat Swiss menyetujui proposal tersebut namun menolak memberikan pinjaman keuangan.  Pada 9 Desember 1938, Dewan Federal mengeluarkan dokumen yang berisi tentang pendirian organisasi-organisasi yang disubsidi pemerintah untuj mempromosikan budaya Swiss dan identitas nasional, salah satunya adalah Pro-Helvetia yang masih beroperasi sampai sekarang.

Ide dari "Geistige Landesverteidigung" adalah bahwa negara atau pemerintahan bertanggung jawab untuk menyediakan pertahanan bagi warganegaranya dalam bentuk mendirikan angkatan bersenjata, namun permasalahan ideologis dan kewajiban untuk mempertahankan konstitusi dan demokrasi yang menjadi bagian dari kehidupan seorang warganegara jatuh kepada pundak masing-masing warganegara.

Upaya pemerintah dalam memanifestasikan idea ini adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga yang didedikasikan pada kebudayaan dan menyatukan kaum manajer dengan kaum pekerja untuk menghentikan "Pertarungan kelas" yang menjadi bahan bakar fasisme. 

Ancaman yang berasal dari Jerman menyatukan kaum sosialis dengan pemerintahan sosial demokrat, para buruh di pabrik baja menyatakan ketersediaan mereka untuk menghormati keputusan pimpinan dan para pimpinan menggangap serikat pekerja sekarang sebagai mitra. Di pemerintahan kaum konservatif dan liberal mulai berkompromi dengan kaum sosialis dengan mengenalkan jaminan sosial dan kaum sosial demokrat memutuskan untuk menghilangkan sikap antagonisme mereka terhadap tentara.

Pameran Nasional juga diselenggarakan di Zürich pada tahun 1939, dalam pameran ini, kekuatan industri Swiss diperlihatkan kepada rakyat Swiss untyk meningkatkan percaya diri mereka. Dari pameran ini juga timbul "Landigeist" atau Semangat Tanah Air jika diterjemahkan secara harfiah.

Aspek utama dari "Geistige Landesverteidigung" adalah: federalisme melawan keseragaman, hak yang setara dan perlakuan yang sama terhadap minoritas melawan arogansi rasial, toleransi dsn kebebasan individual melawan ideologi etatisme, dan demokrasi multi-partai melawan kediktatoran satu partai.

Semangat ini masih dijadikam retorik oleh politisi-politisi Swiss sampai sekarang dan menjadi suara rakyat Swiss dalam menentang langkah-langkah untuk mendekatkan diri dengan Uni Eropa.