Soba merupakan salah satu jenis mi asal negeri Miyabi, Jepang yang dibuat dari tepung gandum kuda. Dalam bahasa Jepang, tumbuhan serealia gandum kuda juga disebut "soba". Selain itu, istilah "soba" juga bisa berarti mi telur asal Cina yang dimasak menjadi yakisoba atau ramen.
Pembuatan mi dari tepung gandum kuda baru dimulai sejak abad ke-16 atau abad ke-17. Sebelumnya, tepung gandum kuda hanya dinikmati sebagai sobagaki, yaitu dengan cara mengencerkan tepung menggunakan air panas lalu tepung dibentuk seadanya.
Pada zaman dulu, mi dari tepung gandum kuda disebut sobakiri. Catatan tertua tentang tepung gandum kuda yang dibuat mi (sobakiri) tertulis dalam buku catatan kuil Jōshō-ji, desa Ōkuwa, Prefektur Nagano, Jepang. Sewaktu kuil selesai direnovasi tahun 1574, "sobakiri" termasuk ke dalam daftar barang sumbangan yang diterima untuk penyelenggaraan syukuran.
Soba-ya adalah sebutan untuk rumah makan yang khusus menyajikan soba, tapi sekaligus bisa juga menyajikan udon. Soba yang harganya murah sangat digemari penduduk Edo. Soba-ya mulai dikenal sejak pertengahan zaman Edo , karena pedagang kaki lima banyak yang membuka warung soba setelah dilarang berjualan di pinggir jalan. Pada tahun 1686, Keshogunan Edo melarang pedagang kaki lima seperti pedagang soba dan udon berkeliling membawa kompor.
Sebagian besar penjual soba juga mempunyai layanan pesan antar yang sudah dikenal sejak zaman Edo. Di zaman dulu, pengantar soba mengantarkan pesanan dengan berjalan kaki atau kalau perlu sambil berlari. Soba dibawa di dalam kotak kayu yang disebut Okamochi, dan pembayaran dilakukan kemudian sewaktu mengambil piring atau mangkuk yang sudah kosong.
Seusai Perang Dunia II , pengantar soba mulai menggunakan sepeda atau sepeda motor. Tumpukan kotak soba yang ada di pundak dipegangi dengan sebelah tangan, sementara tangan yang sebelah lagi memegangi stang. Setelah diciptakannya "nampan stabil" yang dipasang di atas boncengan sepeda atau sepeda motor, tumpukan piring soba tidak lagi terjatuh, dan mangkuk berkuah tidak lagi tumpah sewaktu pengemudinya berbelok.
Pada malam tahun baru, orang Jepang akan mengonsumsi soba pada hari terakhir dalam suatu tahun sebagai bentuk pengharapan agar di tahun yang baru diberikan kesehatan dan umur panjang. Selain itu, karena soba mudah dipotong, itu berarti memutus bencana di tahun lalu. Tradisi ini dinamakan "toshikoshi soba".
0 Komentar